Pages

Selasa, 06 Desember 2016

contoh makalah faktor-faktor perkembangan kurikulum dan hambatannya

BAB II
PEMBAHASAN
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN  KURUKULUM DAN HAMBATANNYA
A.    Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia faktor merupakan hal ataupun (keadaan, pristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu[1]. Sedangkan hambatan merupakan halangan, rintangan[2].
Dari defenisi diatas maka pemakalah dapat menyimpulkan  defenisi dari faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum dan hambatannya yaitu keadaan-keadaan yang menyebabkan terjadinya gesekan-gesekan yang berpengaruh terhadap proses pengembangan kurikulum.
B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum
Sekolah mendapatkan pengaruh dari kekuatan kekuatan yang ada dalam masyarakat, terutama dari perguruan tinggi dan masyarakat.
Sukmadinata dalam bukunya menyebutkan ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, diantaranya :
1.      Perguruan Tinggi
Kurukulum minimal setidaknya mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi.
Pertama, dari pengemabangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di Perguruan Tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan). Telah diuraikan terdahulu bahwa sanya pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan di kembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologiselain menjadi isi kurikilum juga mendukung perkembangan alat bantu dan media pendidikan.
Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembanagn kurukulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya. Penguasaan ilmu, baik itu ilmu pendidikan maupun bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempenguruhi pengembangan dan implementasi kurikulum sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa ini, umumnya disiapkan oleh LPTK (IKIP, FKIP, STKIP) melalui berbagai program, yaitu program D2, D3 dan S1. Pada sekolah dasar masih banyak guru berlatar belakang pendidikan SPG dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka akan mengikuti program penyetaraan D2.[3]
2.      Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk kehidupan di masyarakat. Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat disekitarnya. Masyarakat yang ada disekitar sekolah mungkin masyarakat homogen atau heterogen, masyarakat desa atau kota, petani, pedagang, atau pegawai, dan sebagainya. Sekolah harus melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Saslah satu kekuatan yang ada di dalam masyarakat adalah usaha. Pengembangan dunia usaha yang ada di masyarakat mempengaruhi pengembangan kurikulum sebab sekolah bukan hanya mempersiapkan anak untuk hidup, tetapi juga untuk bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan dan perusahaan yang ada di masyarakat menuntut pada kurikulum yang dikembangkan dan persiapannya di sekolah.
3.      Sistem nilai.
Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya, maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai. Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegerasikan dalan kurikulum. Masalah utama yang dihadapi para pengembang kurikulum dalam menghadapi nilai ini adalah, bahwa dalam masyarakat nilai itu tidak hanya satu. Masyarakat heterogen dan multifaset. Masyarakat memiliki kelompok-kelompok etnis  kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, spritual dan sebagainya yang tiap kelompok memiliki nilai yang berbeda. Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, politik, fisik, estetika, etika, religius, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang berbeda.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengakomodasi berbagai nilai yang tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya :
a.       Guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat
b.      Guru hendaknya Berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral
c.       Guru hendaknya Berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru
d.      Guru hendaknya Menghargai nilai-nilai kelompok lain
e.       Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada.




C.     Hambatan-hambatan pengembangan kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :
1.      Kurang waktu
2.      Kekurangsesuaian pendapat, baik anatra sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator
3.      Kemampuan dan pengetahuan guru.
Hambatan lain datang dari masyarakat. Dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakat adalah sumber imput dari sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketepatan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan, serta imput fakta dan pemikiran dari masyarakat.
Hambatan lain yang dihadapi oleh pengembang kurikulum adalah masalah biaya. Untuk pengembangan kurikulum, agar sesuai harapan dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Berdasarkan analisis kami, maka hambatan-hambatan lain yang timbul serta dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum, diantaranya :
1.      Estimasi atau perencanaan yang tidak tepat. Kurang matangnya perkiraan atau kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul.
2.      Konflik dan motivasi. Adanya pertentangan , kurang adanya pengertian serta adanya perasaan iri dari pihak lain.
3.      Inovasi tidak berkembang. Kurang berkembangannya proses yang di inginkan.
4.      Masalah finensial. Keberhasilan suatu program sangat ditentukan oleh dana yang tersedia.
5.      Penolakan dari kelompok tertentu. Ketidakberhasilan dapat juga ditentukan oleh kesungguhan dan peran serta seluruh kelompok.
6.      Kurang adanya hubungan sosial. Hubungan sosial yang baik antara berbagai pihak khususnya antara anggota team[4].




[1]Pusat bahasa depertemen pendidikan nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (jakarta: PT. Balai Pustaka, cet. 3, 2005), h.312.
[2]Ibid, h.385.
[3] Nana syaodih sukmadinata, Pengembangan kurikulum teori dan praktek,( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, cet.17, 2014), h.159
[4] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet. 5, 2013), h. 322-327.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Recommended Posts × +